Munzir Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Habib Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa (lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973, Atau 19 Muharram 1393 H) beliau adalah pimpinan Majelis Rasulullah SAW. Ia merupakan keturunan yang garis keturunan nya menyambung sampai ke Rasulullah SAW yaitu Habib Munzir bin Habib Fuad bin Habib Abdurrahman bin Habib Ali bin Habib Abdurrahman bin Habib Ali bin Habib Aqil bin Habib Ahmad bin Habib Abdurrahman bin Habib Umar bin Habib Abdurrahman bin Habib Sulaiman bin Habib Yaasin bin Habib Ahmad Almusawa bin Habib Muhammad Muqallaf bin Habib Ahmad bin Habib Abubakar Assakran bin Syyaidina Syekh Al-Qutb Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Syekh Ali Shohibud dark bin Syyaidina Alwi Alghayur bin Syyaidina Muhammad Faqihil Muqaddam bin Syyaidina Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Syyaidina Ali Khali’ Qasim bin Syyaidina Alwi bin Syyaidina Muhammad Shohib Asshoma'ah bin Syyaidina Alwi Shohibul Saml bin Syyaidina Ubaidillah Shohibul Aradh bin Syyaidina Ahmad Almuhajir bin Syyidina Isa Arrumiy bin Syyaidina Muhammad Annaqib Bin Syyaidina Ali Al Uraidhiy bin Syyaidina Ja'far Asshadiq bin Syyaidina Muhammad Albaqir bin Syyaidina Ali Zainal Abidin bin Syyaidina Husein R.A Bin Syyaidina Ali bin Abi Thalib dari beliau Fathimah Azahra R.A Putri dari Rasulullah SAW.
Habib Munzir anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Habib Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa. Ayahnya bernama Habib Fuad yang lahir di Palembang dan dibesarkan di Mekkah. Setelah lulus pendidikan jurnalistik di New York University, Amerika Serikat, ayahnya kemudian bekerja sebagai seorang wartawan di harian 'Berita Yudha' yang lalu menjadi Berita buana. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama saudara-saudaranya, Ramzi, Nabiel Al-Musawa, serta Lulu Musawa. Ayahnya meninggal dunia tahun 1996 dan dimakamkan di Cipanas, Jawa Barat.
Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas, ia mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Pimpinan Al Ustadzinal barokah Assyaid Al walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bahasa arab di LPBA Assalafy Jakarta timur. Ia memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, yang kemudian diteruskan ke Ma’had Darul Musthafa di pesantren Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syech abubakar bin Salim di Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun 1994 untuk mendalami bidang syari'ah selama empat tahun. Di sana ia mendalami ilmu fiqh, ilmu tafsir Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu tauhid, ilmu tasawwuf, mahabbaturrasul, ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, beliau terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, beliau tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy.Kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Majelisnya mengalami pasang surut, awal berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus, menggunakan jubah dan surban, serta membawa kitab-kitab.
Tak jarang beliau mendapat cemoohan dari orang-orang sekitar. Beliau bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid dan berdakwah. dan beberapa kali Habib Munzir ingin di celakahi orang, pernah mobil beliau di kejar-kejar dan di tabrak hinggakeluar dari badan jalan. Alhamdulillah Allah menyelamatkannya. Namun komplotan penabrak itu menghentikan mobilmereka dan keluar menghampiri mobil Habib Munzir. Maka terjadilah kejar-kejaran. Alhamdulillah Habib Munzir dan Aktivis MR dapat selamat. dan dilain waktu peristiwa seperti itu terulang kembali. Pernah juga beliau diracun dalam suatu perjamuan. Rupanya ada yang telah menyabotase hidangan bagi beliau. Beliau masuk rumah sakit dan dokter menyatakan beliau baru sembuh sekitar 8 tahun dari lumpuh, lalu beliau menelpon gurunya yakni Habib Umar bin Hafiz dan Habib Umar mengatakan beliau akan sembuh hanya dalam waktu 2 bulan dan ternyata Allah mengabulkan janji guru mulia Habib Umar bin Hafiz. Alhamdulillah Habib Munzir selamat dari racun berbahaya itu. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 10.000 hadirin setiap malam selasa, Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan sekitarnya, beliau juga membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat di jalan kemiri cidodol kebayoran, juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu:
Jawa barat : Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.
Jawa tengah : Slawi, Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang.
Jawa timur : Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.
Bali : Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.
NTB Mataram : Ampenan
Singapura, Johor, Kualalumpur.
Buku-buku yang sering menjadi rujukan beliau di majelisnya antara lain:
kitab As-syifa (Imam Fadliyat),
Samailul Muhammadiyah (Imam Tirmidzi),
Mukasyifatul Qulub (Imam Ghazali),
Tambili Mukhdarim (Imam Sya’rani),
Al-Jami’ Ash-Shahih/Shahih Bukhari (Imam Bukhari),
Fathul Bari’ fi Syarah Al-Bukhari (Imam Al-Astqalani),
kitab karangan Imam Al-Haddad
dan kitab serta pelajaran yang didapat dari guru beliau Habib Umar bin Hafidh.
Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”, agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis taklim ini tercapai.Sebab beliau berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.
Majelis Rasulullah pun bukan hanaya orang Islam yang mencintainya tetapi dari non muslim pun bayak yang suka dengan majelis tersebut dubes amerika pun mencintai apa yang di ajarkan oleh habib munzir.
Pemimpin Majelis Rasulullah SAW Habib Munzir Al Musawa, sebagaimana telah dipublikasikan di situs resmi Majelis Rasulullah, http://majelisrasulullah.org, Jumat, (11/1/2013), diceritakan telah menerima kadatangan Scot Marciel di kediamannya pada Rabu (9/1/2013) lalu. Di laporan itu tak dijelaskan di kediaman yang mana.Kedatangan Scot dijelaskan oleh Habib Munzir untuk mendiskusikan soal toleransi beragama dan dialog antaragama. Dijelaskan dalam situs tersebut bahwa Habib Munzir yang belajar Islam di Yaman, menyampaikan kepada Scot bahwa misi dakwahnya adalah untuk mengajak dan mengajarkan pada seluruh umat bahwa Islam adalah agama yang damai dan penuh cinta kasih.Habib Munzir juga mengatakan bahwa organisasinya adalah bagi semua orang. "Terutama bagi para pemuda, dari kota-kota besar yang penuh sesak dan mengakibatkan stress seperti Jakarta. Mereka yang ingin menemukan kedamaian batin dan meninggalkan kekerasan, anarki dan obat-obatan terlarang/narkoba," jelas Habib Munzir.Sementara Scot mengatakan kepada Habib Munzir bahwa melibatkan para pemuda juga merupakan prioritas dari Kedutaan (AS) dan ia menceritakan beberapa dari berbagai kesempatan pertukaran pelajar di Amerika Serikat untuk para pemuda Indonesia.Atas kehadiran Scot ke rumahnya itu Habib Munzir mengatakan dengan takjub, "Toleransi dengan umat beragama sangat baik. Belum pernah ada Duta Besar negeri manapun mau datang ke rumah saya. Ia tidak mau mengundang saya ke Kedutaan, ia tidak mau mengundang saya ke rumah dinasnya, tapi ia datang langsung ke rumah saya."Maka, di akhir tulisan itu Habib Munzir menyerukan kepada semua orang agar bersikap seperti Scot. Habib Munzir juga berdoa agar Allah Swt melimpahkan hidayah dan kesucian kepada Scot dan kepada seluruh penduduk Amerika Serikat. "Saudara dan saudariku, buka hatimu lebih luas kepada yang seagama dan tidak seagama. Itulah pribadi Sayyidina Muhammad saw. Semoga Allah melimpahkan hidayah dan kesucian pada beliau dan seluruh penduduk Amerika Serikat dan seluruh dunia. amiin," pungkasnyaHabib Munzir lalu memuji dubes AS itu. "Hancur hati ini dengan melihat akhlak yang sedemikian mulia dan luhur, padahal berbeda agama. Konon Amerika negara terjahat, namun di sana jutaan muslimin muslimat, dan Duta Besarnya dengan ringan kaki datang ke rumah saya. Padahal rencana kedatangan beliau sudah dua bulan yang lalu, namun saya terus menunda karena sakit dan lainnya. Beliau tetap menunggu waktu, terserah saya, hari apa, jam berapa, maka saya sarankan hari Rabu jam 16.00 wib. Maka beliau datang tepat waktu..Subhanallah...."
yang paling saya terharu meski beliau sakit pun masih sempat datang untung megajar, dan ketika hujan beliau ikut hujan-hujanan bersama para jamaah.. Subhanallah....
Habib Munzir pun sangant patuh sekali sama para guru2 nya , hingga tauladan beliau yang patuh terhadap guru kami ikuti dan kami sangat senang dan tenang jika duduk bersama beliau dan ulama-ulama lain.
Adapun guru-guru beliau antara lain:
Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung), Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus, Habib Umar bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bagir Al-Athas, di pesantren Al-Khairat beliau belajar kepada Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar, dan di Hadramaut beliau belajar kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa), juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim) dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Salah satu sanad Guru beliau adalah:
Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi, Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin), Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran), Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra, Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.
Habib Munzir anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Habib Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa. Ayahnya bernama Habib Fuad yang lahir di Palembang dan dibesarkan di Mekkah. Setelah lulus pendidikan jurnalistik di New York University, Amerika Serikat, ayahnya kemudian bekerja sebagai seorang wartawan di harian 'Berita Yudha' yang lalu menjadi Berita buana. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama saudara-saudaranya, Ramzi, Nabiel Al-Musawa, serta Lulu Musawa. Ayahnya meninggal dunia tahun 1996 dan dimakamkan di Cipanas, Jawa Barat.
Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas, ia mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Pimpinan Al Ustadzinal barokah Assyaid Al walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bahasa arab di LPBA Assalafy Jakarta timur. Ia memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, yang kemudian diteruskan ke Ma’had Darul Musthafa di pesantren Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syech abubakar bin Salim di Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun 1994 untuk mendalami bidang syari'ah selama empat tahun. Di sana ia mendalami ilmu fiqh, ilmu tafsir Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu tauhid, ilmu tasawwuf, mahabbaturrasul, ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, beliau terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, beliau tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy.Kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Majelisnya mengalami pasang surut, awal berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus, menggunakan jubah dan surban, serta membawa kitab-kitab.
Tak jarang beliau mendapat cemoohan dari orang-orang sekitar. Beliau bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid dan berdakwah. dan beberapa kali Habib Munzir ingin di celakahi orang, pernah mobil beliau di kejar-kejar dan di tabrak hinggakeluar dari badan jalan. Alhamdulillah Allah menyelamatkannya. Namun komplotan penabrak itu menghentikan mobilmereka dan keluar menghampiri mobil Habib Munzir. Maka terjadilah kejar-kejaran. Alhamdulillah Habib Munzir dan Aktivis MR dapat selamat. dan dilain waktu peristiwa seperti itu terulang kembali. Pernah juga beliau diracun dalam suatu perjamuan. Rupanya ada yang telah menyabotase hidangan bagi beliau. Beliau masuk rumah sakit dan dokter menyatakan beliau baru sembuh sekitar 8 tahun dari lumpuh, lalu beliau menelpon gurunya yakni Habib Umar bin Hafiz dan Habib Umar mengatakan beliau akan sembuh hanya dalam waktu 2 bulan dan ternyata Allah mengabulkan janji guru mulia Habib Umar bin Hafiz. Alhamdulillah Habib Munzir selamat dari racun berbahaya itu. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 10.000 hadirin setiap malam selasa, Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan sekitarnya, beliau juga membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat di jalan kemiri cidodol kebayoran, juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu:
Jawa barat : Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.
Jawa tengah : Slawi, Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang.
Jawa timur : Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.
Bali : Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.
NTB Mataram : Ampenan
Singapura, Johor, Kualalumpur.
Buku-buku yang sering menjadi rujukan beliau di majelisnya antara lain:
kitab As-syifa (Imam Fadliyat),
Samailul Muhammadiyah (Imam Tirmidzi),
Mukasyifatul Qulub (Imam Ghazali),
Tambili Mukhdarim (Imam Sya’rani),
Al-Jami’ Ash-Shahih/Shahih Bukhari (Imam Bukhari),
Fathul Bari’ fi Syarah Al-Bukhari (Imam Al-Astqalani),
kitab karangan Imam Al-Haddad
dan kitab serta pelajaran yang didapat dari guru beliau Habib Umar bin Hafidh.
Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”, agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis taklim ini tercapai.Sebab beliau berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.
Adapun guru-guru beliau antara lain:
Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung), Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus, Habib Umar bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bagir Al-Athas, di pesantren Al-Khairat beliau belajar kepada Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar, dan di Hadramaut beliau belajar kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa), juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim) dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Salah satu sanad Guru beliau adalah:
Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi, Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud), Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin, Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin), Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran), Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra, Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra, Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.
Harrah's Reno Casino & Hotel - Tripadvisor
ReplyDeleteNow $35 (Was $̶2̶9̶) on Tripadvisor: 충주 출장안마 Harrah's Reno Casino & Hotel, 포항 출장안마 Reno, based on 2 unbiased reviews of 274 traveler reviews, 서산 출장안마 Rating: 4.5 · 27,732 reviews · Price range: $ (Based on Average Nightly Rates 포천 출장샵 for a 군산 출장마사지 Standard Room from our Partners)